Senin, 15 Juni 2015

PEMENUHAN KEBUTUHAN DANA

Cara pemenuhan kebutuhan dana Pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan antara : 1. Cara pemenuhan kebutuhan dana secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai. 2. Cara pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu kelompok. Adapun cara lain dalam memenuhi kebutuhan dana ialah kalau kita melihat semua kebutuhan dana itu sebagai satu kesatuan atau satu kelompok., bukan secara individual. Apabila dalam memenuhi kebutuhan dana tersebut digunakan cara yang demikian, maka dikatakan kita menggunakan sistem pembelanjaan total. Sistem pembelanjaan total adalah sistem pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada perputaran dana yang ditanamkan dalam kelompok aktiva atau keseluruhan aktiva sebagai suatu kesatuan. Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari sudut likuiditas dan rentabilitas Ditinjau dari sudut likuiditas, penarikan dana yang dibutuhkan didasrkan pada ketentuan bahwa dana yang dibutuhkan itu hendaklah ditarik untuk jangka waktu yang sesuai dengan jangka waktu penggunaan tersebut di dalam perusahaan, atau jangka waktu terikatnya dana dalam aktiva yang akan dibiayai dengan dana tersebut. Apabila kita menggunakan sistem pembelajaran partiil dimana kita memandang masing-masing aktiva secara individuiil, sehingga untuk masing-masing aktiva tersebut diperlukan kredit sehari-hari yang sesuai dengan cara dan lama perputarannya, maka dalam hal ini dapat dikemukakan pedoman pembelanjaan sbb : 1. Untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan kredit jangka pendek yang umumnya tidak lebih pendek daripada terikatnya dana dalam aktiva lancar. 2. Untuk aktiva tetap yang tidak berputar, pada prinsipnya dibiayai dengan modal sendiri, karena untuk jenis aktiva ini tidak diadakan depresiasi. 3. Untuk aktiva tetap yang berputar secara berangsur-angsur ( gedung, mesin, kendaraan ) dapat dibiayai dengan kredit jangka panjang atau modal sendiri. Apabila kita menggunakan sisitem pembelanjaan total dimana kita memandang keseluruhan dana yang ditanamkan dalam perusahaan sebagai satu kompleks, maka pada dasarnya kita hanya membedakan adanya 2 golongan kebutuhan modal, yaitu modal konstan dan modal variabel. Dalam hal ini dapat dikemukakan pedoman pembelajarannya ditinjau dari sudut likuiditas sbb : 1. Kebutuhan dana yang permanent ( modal konstan ) pada prinsipnya harus dibiayai denagan modal sendiri atau kredit jangka panjang. 2. Kebutuhan dana yang ebrubah-ubah jumlahnya diatas inti konstan ( modal variabel ) pada prinsipnya dibiayai dengan kredit jangka pendek yang jangka waktu atau umurnya tidak lebih pendek daripada kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan dana tinjau dari sudut solvabilitas dan rentabilitas. Dalam rangka usaha untuk dapat menarik dana yang dibutuhkan, perusahaan selain mendasarkan pada “keinginan” juga harus memperhatikan “kemungkinan”-nya untuk mendapatkan dana tersebut. Dengan kata lain kita harus mengusahakan adanya persesuaian atau keseimbangan antara “keinginan” dan “kemungkinan”. Masalah pembelajaran itu tidak hanya merupakan masalah bagi perusahaan yang membutuhkan dana saja, melainkan juga menyangkut kepentingan dari para pemberi modal, sehingga dengan demikian para pemberi modalpun mempunyai kepentingan langsung terhadap masalah tersebut. Prof. Dr. Njoo Hong Hwie mengadakan pembagian golongan pemberi modal sbb : 1. Golongan pesimis tulen Merupakan golongan yang pesimis pembawaannya. Golongan ini menghendaki adanya kepastian atau jamiann yang cukup besar untuk modal yang akan ditanamkan. Golongan ini hanya akan menanamkan modalnya pada usaha-usaha yang tidak banyak mengandung resiko, meskipun keuntungannya tidak besar. Yang merupakan daras pertimbangan baginya adalah dengan adanya “keamanan” dan modal yang ditanaminya. 2. Golongan pesimis yang biasa Merupakan golongan orang-orang yang pada dasarnya adalah pesimis pembawaannya, tetapi karena tertarik oleh gelombang konjungtur yang baik, maka golongan ini berani bertaruh menanamkan modalnya. 3. Golongan optimis tulen Merupakan golongan orang-orang yang optimis pembawaannya, dan golongan orang-orang ini berani menanggung resiko yang besar, asal mereka melihat adanyan kemungkinan mendapatkan keuntungan yang besar. 4. Golongan optimis biasa Merupakan golongan yang kadang-kadang pesimis dan golongan ini merupakan golongan optimis pembawaannya, tetapi karena kerugian, konjungtur yang buruk atau karena telah banyak menderita kerugian sehingga mereka lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya. Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari perimbangan kekuasaan terhadap perusahaan Salah satu perimbanagn dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana adalah keinginan dari pemilik modal sendiri untuk tetap dapat menguasai perusahaannnya atau mempertahankan “control” terhadap perusahaannya. Apabila kebutuhan dana dipenuhi dengan pengeluaran atau emisi saham biasa baru, hal ini akan berpengaruh terhadap perimbangan kekuasaan pemegang saham lama terhadap perusahaan. Apabila pemegang saham lama tidak menambah pemilikannya terhadap saham baru yang dikeluarkan secara proporsionil, “control” mereka terhadap perusahaannya akan dapat berkurang atau hilang sama sekali, sehingga akan mengubah perimbangan kekuasaan terhadap perusahaan. Dengan demikian kalau pemegang saham lama ingin tetap mempertahankan “control”-nya terhadap perusahaannya, maka setiap kebutuhan dana akan dipenuhi dengan mengeluarkan obligasi., mencari kredit, atau mengeluarkan saham preferen. Tetapi kalau setiap kebutuhan dipenuhi dengan modal asing, hal ini akan emngganggu solvabilitasnnya dan pada suatu ketika para kreditur tidak mempunyai kepercayaan lagi terhadap perusahaan tersebut.

1 komentar:

Nanda mengatakan...

sangat berguna

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates